17 januari 2010

sore ini seorang sahabat datang...
Dia adalah org yg optimis dan selalu ceria, bisa diandalkan disaat gw lg down.
Tapi sore itu sangat berbeda, dia dtg dgn langkah gontai, wajah murung dan tidak bergairah.

What's wrong dear?

Ternyata dia baru aja takziyah ke rumah sahabat yg istrinya meninggal krn kanker rahim.
Memang kematian itu adalah suatu yg pasti yg ga mungkin kita elakkan. tapi terkadang penyebab kematian itulah yg membuat kita menyesal.

Seperti pada kasus istri sahabatnya, dia terserang kanker rahim yg baru diketahui setelah sudah mencapai stadium3. Dan suaminya mempercayakan seluruh penanganan itu pada seorang dokter, mungkin alangkah lebih baik kalo kita mencari second opinion pada dokter lain. Atau berbagi kisah dengan teman teman yang mungkin jg pernah mengalami kejadian serupa pada anggota keluarganya.

Ok, dia memang berpendapat bahwa berita buruk ga usah disebar sebar, beda dengan berita baik misalnya pernikahan, kelahiran anak, yang dengan sukacita kita kabarkan ke khalayak ramai. Tapi gw rasa hal hal seperti ini patut kita ceritakan ke beberapa anggota keluarga dan teman, bukan dengan maksut menyebar berita tanpa hasil, tapi dengan maksut mencari solusi dan pengalaman dari orang orang yang pernah bersinggungan dengan pernderita kanker yang mungkin tau bagaimana setidaknya menekan laju pertumbuhan sel kanker yang akhirnya bisa memperpanjang waktu hidupnya.

Ic.. ic.. umur Allah yg pegang, tapi alangkah baiknya kita berikhtiar semaksimal mungkin sampai titik darah penghabisan. Toh Allah yg mengajarkan pada kita untuk selalu ikhitiar dan bukan pasrah.

Btw, Allah selalu memberi ujian yg pasti hamba Nya bisa melewati itu. Ini jg pelajaran yg bisa dipetik dr musibah kemarin. Sang suami sempat tercetus bahwa dia rela kehilangan seluruh hartanya sampe gembel sekalipun daripada harus kehilangan istrinya.

Tapi itulah hidup, Allah pasti punya rencana dibalik itu. Dan kita mesti slalu husnuzhon pada Nya.

Dear sahabat...
Baru kali ini gw liat lo sangat2 terpukul, bahkan airmata menggenang di pelupuk saat lo cerita ttg kematian ini. Actually gw pun uda bergetar jg saat denger cerita itu, tp ga mungkin gw ikutan nangis di saat lo membutuhkan tempat cerita.

Azan magrib berkumandang..
Setelah sholat magrib dia pamit, kembali dengan langkah gontai dia meninggalkan rumah gw...

Komentar

Postingan Populer